KONDISI UMUM DESA
Berdasarkan
cerita dari sesepuh warga rakyat Srigading, Desa Srigading masih berupa hutan
belantara yang banyak di tumbui buah manggis kemudian datang seseorang yang
bernama Mbah Gading dan Mbah Sri yang melakukan babat alas ( Seng mbukak alas ).
Sedangkan
asal usul kedua Tokoh Babat alas tersebut, menurut sesepuh warga desa Srigading
Masih simpang siur ( belum di ketahui ) sampai saat ini, dan nama Desa
Srigading di ambil dari kedua toko tersebut pada tahun 1957 yang di
musyawarakan oleh sesepuh warga.
Dari
berbagai sumber yang ada, utamanya tokoh masyarakat pemerhati sejarah Desa
Srigading, sejak jaman kolonial Belanda, konon sejak pecahnya Perang Diponegoro
yang meluas sampai ke daerah Jawa Timur, Desa Srigading telah berdiri dan
dipimpin oleh seorang petinggi / lurah yang secara berurutan sebagai berikut:
a. P. De Aris :
1926 - 1943
b. Tiyem ( martam
kertorejo : 1943 -
1957
c. Legimin Noto
Wirjo : 1957
s/d 1989
d. Misnan :
1989 s/d 2007
e. Jumadi :
2007 s/d 2013
f. Hadori :
2013 s/d Sekaran
Pembangunan di Desa Srigading berjalan lancar dari
waktu ke waktu, sesuai dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat atas
tersedianya fasilitas Pemerintahan dan Pembangunan, sehingga sampai sekarang
telah dicapai hasil – hasil yang secara umum sebagai berikut :
1. Pembangunan
Gedung perkantoran dan Sekretariat LPMD dan Lembaga lainnya.
2. Pembangunan
jalan poros Desa Srigading, telah diaspal tahun 1993.
3. Pembangunan
Kantor Balai Desa Srigading, telah mengalami beberapa kali Perbaikan hampir
setiap pergantian Kepala Desa .
4. Perbaikan Gedung
Balai Desa Srigading yang sampai saat ini masih mencapai 95 %.
5. Tersedianya
saluran air bersih yang dikelola langsung oleh warga masyarakat melalui Badan
Pengelolah Sarana Air Bersih ( BPSAB ) sejak tahun 2007 yang diambil dari 3 (
tiga ) mata air dan sekarang suda mencapai
± 505 pelanggan.
Serta masih banyak kemajuan yang telah dicapai oleh
masyarakat yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
III. Gambaran Umum Desa Srigading
1.
Desa Srigading merupakan salah satu dari 10 Desa yang berada di wilayah
Kecamatan Lawang, dengan batas-batas :
a.
Sebelah Utara : Kab. Pasuruan,
Kec. Purwodadi
b.
Sebelah Timur : Desa Sidoluhur,
Kec. Lawang
c.
Sebelah Selatan : Desa Baturetno,
Kec. Singosari
d.
Sebelah Barat : Desa Sidodadi.
Kec Lawang
2.
Sedangkan struktur tanah Desa Srigading merupakan jenis tanah Hitam, dengan
Luas wilayah Desa Srigading ± 1111,63 Ha. dengan perincian sebagai berikut :
a.
Tanah kering / pemukiman : 191,13
Ha
b.
Sawah :
39 Ha
c.
Tegal / perkebunan :
432,4 Ha
d.
Lain-lain :
459,4 Ha.
3.
Secara administrasi Pemerintahan, sejak tahun 1951 Desa Srigading terbagi
atas 4 ( Empat ) Dusun yaitu :
a.
Dusun Krajan :
4 RW 12 RT
b.
Dusun Gading : 1
RW 4 RT
c.
Dusun Jeruk :
1 RW 5 RT
d.
Dusun Mendek : 3 RW 9 RT
4.
Kondisi Demografis
a.
Jumlah Penduduk Desa Srigading sampai dengan akhir tahun 2015 :
1.
Laki – laki :
2.575 jiwa
2.
Perempuan :
2.581 jiwa
3.
Jumlah keseluruhan :
5.156 jiwa
b.
Sedangkan jumlah Penduduk menurut agama yang dianut adalah:
1.
Islam :
5.156 jiwa
2.
Katholik :
- jiwa
3.
Kristen : - jiwa
4.
Hindu : - jiwa
5.
Budha : - jiwa
Secara
topografi Desa Srigading merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata
600 - 900 m dari permukaan laut, dengan kondisi tanah berbukit – bukit,
permukaan tanah berwarna Merah Kecoklat-coklatan dengan kemiringan lahan kurang
dari ± 35 %. Suhu rata-rata ± 21º C s/d 34º C, dengan iklim tropis dan curah
hujan rata-rata ± 0 – 1.500 mm / tahun.
IV. POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA SRIGADING
Potensi Sumber daya alam Desa Srigading terdiri dari :
1.
Sumber mata air = 8 (delapan) lokasi, yaitu :
a.
Sumber Dayang, Dusun Krajan
b.
Sumber Supit Urang, Dusun Krajan
c.
Sumber Brak, Dusun Krajan
d.
Sumber Belik, Dusun Krajan
e.
Sumber Dayang Dusun Gading
f.
Sumber Dayang Mendek
g.
Sumber Kenanti Mendek
2.
Lahan sawah seluas ± 39 ha yang merupakan sawah tadah
hujan, sedangkan luas lahan tegalan ± 325,5 ha yang kurang subur dan luas perkebunan ± 106,9 ha;
3.
Desa Srigading juga dilewati sebuah sungai yang sangat membantu di bidang
pertanian apabilah di musim hujan.
V. ASPEK SUMBER DAYA APARATUR DESA
Desa Srigading secara umum
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksnaan pembangunan dikelola oleh 2 elemen
utama, yakni elemen Pemerintah Desa yang dipimpin langsung oleh kepala desa
beserta jajaran perangkat desa yang terdiri dari :
Tabel Perangkat Desa
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
1
|
KUSYONO
|
Sekretaris Desa
|
47 th.
|
SLTA
|
2.
2
|
MUFTADIN
|
Ka – ur Umum
|
26 th.
|
SLTA
|
3.
3
|
SUYITNO
|
Ka – ur Keuangan
|
46 th
|
SLTP
|
4.
4
|
M. YASER
|
Kebayan
|
46 th
|
SLTA
|
5.
5
|
DAROJI
|
Kepetengan
|
37 th
|
SLTA
|
6.
6
|
Bona`i
|
Kuwowo
|
50 th
|
SLTP
|
7.
|
LASMARI
|
Modin
|
46 th
|
SLTP
|
8.
|
TURI
|
Kamituwo Krajan
|
52 th
|
SLTP
|
9.
|
WAGITO
|
Kamituwo Gading
|
31 th
|
SLTA
|
10.
|
m. SUBAKIR
|
Kamituwo Jeruk
|
41 th
|
SLTP
|
11.
|
SUWONO
|
Kamituwo Mendek
|
50 th
|
SLTA
|
Selain komponen perangkat desa,
elemen terpenting sebagai mitra penyelenggara Pemerintahan dan Pelaksanaan
Pembangunan di Desa Srigading adalah keberadaan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) yang beranggotakan 9 (sembilan) orang, yakni :
Tabel Anggota BPD
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
Pendidikan
|
1.
1
|
H.
JAMALUDIN ASHARI
|
Ketua
|
SD
|
2.
2
|
TOLAH
RAHARJO
|
Sekretaris
|
SD
|
3.
3
|
TARI
|
Bendahara
|
SD
|
4.
4
|
MAWARDI
|
Anggota
|
SD
|
5.
5
|
H. ABDUL QOFUR
|
Anggota
|
SD
|
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah komponen / elemen
masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan peran
serta aktifnya dalam pelaksanaan pembangunan di desa. Keberadaan LPMD dan PKK
yang juga merupakan representasi warga masyarakat secara umum dapat
memfungsikan dirinya sebagai agen dan fasilitator pembangunan di tingkat
desa.
VI. ASPEK EKONOMI
Perekonomian dan sumber mata
pencarian warga Masyarakat Desa Srigading secara umum sangat bervariasi,
mengingat lokasi Desa Srigading yang berdekatan dengan Pasar Baru Lawang, dan
semakin sedikitnya lahan pertanian yang ada. Produk pertanian Desa Srigading
untuk lahan basah (sawah) masih monoton pada unggulan padi dan palawija /
sayuran.
Perlu adanya upaya strategis dalam
mengatasi persoalan pertanian dengan melakukan berbagai langkah, yakni :
Perbaikan sistem irigasi/pengairan; pengunaan teknologi tepat guna ; perbaikan
pola tanam dan pemilihan komoditas alternatif dengan mengkomunikasikannya
kepada pihak-pihak terkait (dinas pengairan, dinas pertanian).
Sedangkan untuk lahan kering (tegal)
secara umum masih kurang produktif dan warga Masyarakat terkesan kurang serius
untuk meningkatkan tehnologi pertanian dan perkebunan. Langkah alternatif yang
bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan
penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan; pengadaan
bibit-bibit tanaman produktif dengan melibatkan instasi terkait (dinas
kehutanan, dinas pertanian dan perkebunan.
1. Pertanahan : luas wilayah pertanahan yang ada
adalah ± 364,5 Ha dengan rincian status dan penggunaannya sebagai berikut :
Tabel Penggunan Lahan Pertanian
NO
|
Jenis Tanaman
|
Keterangan
|
1.
|
Tanaman
Padi
|
39 Ha.
|
Hasil per
ha
|
19.000.000
|
|
Biaya
pemupukan per ha
|
990.000
|
|
Biaya bibit
per ha
|
86.000
|
|
Biaya obat
per ha
|
200.000
|
|
2.
|
Tanaman Jagung |
247,5
Ha.
|
Hasil per
ha
|
12.000.000
|
|
Biaya
pemupukan per ha
|
945.000
|
|
Biaya bibit
per ha
|
9.5000
|
|
Biaya obat
per ha
|
250.000
|
|
3.
|
Tanaman Tebu |
78 Ha.
|
Hasil per
ha
|
18.000.000
|
|
Biaya
pemupukan per ha
|
1.840.000
|
|
Biaya bibit
per ha
|
2.000.000
|
|
Biaya
|
4.650.000
|
Tabel Mata Pencaharian Penduduk
MATA PENCAHARIAN
|
JML/org
|
Pegawai Negri Sipil
|
4
|
TNI/POLRI
|
3
|
Penjahit
|
10
|
Montir
|
-
|
Sopir
|
25
|
Pramuwisma
|
-
|
Tani
|
2.285
|
Karyawan swasta
|
631
|
Pertukangan Kayu
|
85
|
Pertukangan Batu
|
94
|
Buruh tani
|
1.613
|
Guru swasta
|
2
|
VII. ASPEK SOSIAL BUDAYA
Kehidupan sosial budaya berjalan secara
semestinya tanpa hambatan yang berarti, sebab didukung oleh kesadaran
masyarakat yang tinggi disertai rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup adat istiadat dan budaya masyarakat;
Sedangkan dalam kehidupan
kemasyarakatan, telah dibentuk pula Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Desa Srigading,
mengingat pentingnya peran serta ibu-ibu dalam gerak langkah pembangunan, baik
sosial maupun budaya;
Desa Srigading tetap mempertahankan
kelestarian kehidupan seni dan budaya bangsa yang diwujudkan dengan adanya
kelompok-kelompok kesenian, seperti :
a. Seni Dram Band;
b. Seni Kuda Lumping;
c. Seni pencak Silat;
d. Seni Kuda Lumping;
e. Dan kegiatan seni lainnya baik yang
bersifat syiar agama maupun hiburan.
VIII. ASPEK PENDIDIKAN, KESEHATAN & KESEJATERAAN SOSIAL.
Penyelenggaraan Pendidikan di Desa Srigading
didukung oleh sarana dan prasarana Pendidikan yang meliputi :
1. Taman Kanak-kanak / Pra sekolah:
a. TK Wahidiyah berlokasi di RW 01;
b. PAUD berlokasi
di RT 03 RW 09 ;
2. Sekolah Dasar / MI (Madrasah Ibtidaiyah)
:
a. SDN Srigading I berlokasi di RW 02;
b. SDN Srigading II berlokasi di RW 07;
c. SDN Srigading III berlokasi di
RW 04;
d. Madrasah Diniyah Raden Rahmat berlokasi di RW 09
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / MTs
(Madrasah Tsanawiyah):
a. SMP Negri Satu Atap berlokasi di RW 09;
Selain itu
juga telah berdiri TPQ (Taman Pendidikan
Al-Qur’an) dan PP (Pondok Pesantren) dalam Pendidikan dibidang Agama Islam,
yang antara lain:
a. TPQ AL Hidayah berlokasi di RW 01;
b. TPQ Al Hidayah berlokasi di RW 02;
c. TPQ Nurul Huda berlokasi di RW 02;
d. TPQ As Sifaq berlokasi di RW 03;
e. TPQ Torikunnazah berlokasi di RW 03;
f. TPQ Nurul Iman berlokasi di RW 04;
g. TPQ Al Hikmah berlokasi di RW 06;
Disamping itu
adanya sarana dan prasarana pendidikan luar sekolah yang terus berkembang
sesuai dengan kebutuhan Masyarakat juga memberikan kontribusi yang besar dalam
bidang pendidikan bagi warga.
Desa
Srigading dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup mantap, hal ini
ditunjukkan dengan minimnya jumlah penduduk buta huruf. Sedangkan sarana
pendidikan formal cukup memadai, dalam rangka meningkatkan kualitas peserta
didik, Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningkatan
sarana pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan.
Tabel Sarana Kesehatan Masyarakat
Palang
Merah Indonesia (PMI)
|
-
|
Polindes
|
Ada
|
Posyandu
|
6 pos
|
Praktek
Pribadi
|
Ada
|
Tenaga
Medis/Para Medis
|
2 orang
|
Dukun Bayi
Terdididk
|
- orang
|
Tabel Jumlah Keluarga Miskin
Jumlah
Kepala Keluarga
|
1.631
|
Jml
Keluarga Pra Sejahtera
|
481
|
Jml
Keluarga Sejahtera 1
|
791
|
Jml
Keluarga Sejahtera 2
|
233
|
Jml
Keluarga Sejahtera 3
|
101
|
Jml
Keluarga Sejahtera Plus
|
25
|
Berdasarkan
data yang ada tersebut diatas, disamping merupakan sumber potensi yang ada,
juga bisa menjadi berbagai persoalan/masalah yang merupakan dampak dari
perkembangan situasi yang ada. Dalam rangka memecahkan berbagai persoalan yang
ada, maka Pemerintah Desa Srigading perlu menyiapkan berbagai strategi kegiatan
yang sinergis dengan semua institusi dan komponen baik pemerintah maupun swasta
sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
IX. ASPEK PEMUDA DAN OLAH RAGA
Masalah kepemudaan dilihat dari
besarnya jumlah penduduk dengan komposisi usia muda, memerlukan perhatian
serius. Mengingat munculnya permasalahan-permasalahan kenakalan remaja,
pengangguran, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan tindak kriminal,
bagaimanapun juga akan menjadi ancaman dalam kegiatan pembangunan desa.
Sejalan dengan kondisi itu, serta
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dalam kelompok usia muda, maka
program-program yang mampu menyerap aspirasi pemuda dengan aktualisasi peran
pemuda, pengembangan bakat dan minat, serta pengentasan/pengurangan angka
pengangguran perlu strategi program yang jelas.
Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah generasi muda
yang terjebak ke dalam tindak/perilaku yang kurang baik. Kesemuanya ini sangat
terkait dengan pembinaan mental, sosialisasi nilai-nilai kemasyarakatan,
masalah pendidikan, pembinaan olah raga, pengembangan sanggar seni budaya
generasi muda serta aktivitas kemasyarakatan yang mampu menumbuhkan
kreativitas, tanggung jawab, dan kemandirian para pemuda serta pemciptaan
kesempatan kerja seluas-luasnya bagi generasi muda. Sejalan dengan itu, maka
penyediaan sarana dan prasarana olah raga, sarana organisasi kepemudaan,
keagamaan, perlu terus dikembangkan dan dibenahi agar menjadi tempat yang cukup
menarik bagi sebagaian besar generasi muda. di sisi lain, masalah pendidikan
budi pekerti, etika dan estetika, perlu dipikirkan kembali untuk menjadi muatan
desa, sedang di bidang keagamaan yang telah ada perlu terus di dukung eksistensi
dan pengembangan serta keberlangsungannya.
0 komentar:
Posting Komentar