Berdasarkan
cerita dari sesepuh warga rakyat Srigading, Desa Srigading masih berupa hutan
belantara yang banyak di tumbui buah manggis kemudian datang seseorang yang
bernama Mbah Gading dan Mbah Sri yang melakukan babat alas ( Seng mbukak alas ).
Sedangkan
asal usul kedua Tokoh Babat alas tersebut, menurut sesepuh warga desa Srigading
Masih simpang siur ( belum di ketahui ) sampai saat ini, dan nama Desa
Srigading di ambil dari kedua toko tersebut pada tahun 1957 yang di
musyawarakan oleh sesepuh warga.
Dari
berbagai sumber yang ada, utamanya tokoh masyarakat pemerhati sejarah Desa
Srigading, sejak jaman kolonial Belanda, konon sejak pecahnya Perang Diponegoro
yang meluas sampai ke daerah Jawa Timur, Desa Srigading telah berdiri dan
dipimpin oleh seorang petinggi / lurah yang secara berurutan sebagai berikut: